2020.11.23
【Kameko:Blackbeard】Para otaku Jepang, ayo semangat!
*Kameko adalah para fotografer amatir yang mengambil foto model wanita dalam acara pertunjukan. Singkatan dari “kamerakozou/カメラ小僧”
Blackbeard yang mengajari saya cara memegang kamera supaya tidak blur.
Kameko keren dengan nuansa oriental
Blackbeard datang ke Jepang dari Filipina ketika berusia 14 tahun, kini dia berumur 31 tahun. Ayahnya orang Jepang, sementara ibunya orang Filipina. Meski sekarang dia sangat fasih berbahasa Jepang, waktu pertama datang, dia hanya paham “ohayou gozaimasu” sehingga mengalami banyak hambatan dalam berkomunikasi. Dia mulai masuk dalam dunia Otaku setelah masuk SMA.
“Pertama, saya diajak seorang teman ke acara hand-shake dengan idol, kalau tidak salah AKB48. Bagi saya itu pengalaman yang sangat baru dan menarik, karena tidak ada yang serupa di Filipina. Karena itu juga, saya merasa tertarik dengan idol ketika masa-masa universitas. Dulu saya sering main ke Akihabara bahkan!”
Ketika pertama kali menginjakkan kaki ke Akihabara, orang biasanya akan mengunjungi maid café. Blackbeard juga demikian.
“Wah, ternyata saya juga menjadi tergila-gila dengan maid café. Saya bertemu dengan seorang maid yang kadang-kadang suka ikut cosplay. Dia berkata “sepertinya Anda bisa mencoba cosplay wanita”. Awalnya saya kaget mendengar kata-katanya. Karena di Filipina, budaya new half juga cukup meluas, jadi saya pribadi juga tidak anti dengan cross-dressing, hahaha. Waktu itu umur saya sekitar 25 tahun. Susah juga harus menyatok rambut, atau pakai kaus kaki dua lapis.”
Blackbeard dengan kosum wanita. Kawaii!
Saya tidak bisa melihat foto cosplay dia ketika 25 tahun itu, tapi saya yakin Blackbeard, dengan wajah oriental Jepang dan Filipina sangant unik. Setelah itu, Blackbeard jadi sering ikut dalam berbagai acara cosplay.
Dari cosplayer berubah menjadi Kameko
Dia bersedia menceritakan kisahnya dengan sangat terbuka.
Ketika saya ikut dalam acara cosplay, saya sering melihat para cosplayer yang sangat menarik perhatian saya. Bukan hanya kualitas kostum, tapi gerak-gerik dan lainnya, rasanya seperti benar-benar keluar dari dunia anime dan menghipnotis para penonton.
“Setiap kali saya ikut acara cosplay, saya selalu terpikat dengan cosplayer yang memainkan tokoh anime kesukaan saya. Dari sudut pandang seni, menurut saya benar-benar mengagumkan dan keren. Saya jadi terpikir untuk mengabadikan cosplayer melalui foto. Semenjak itu, saya berhenti memakai kostum dan menjadi fotografer.
Hal-hal yang menjadi bahan pelajaran menurut Kameko
Blackbeard secara pribadi tidak masalah dipanggil Kameko. Tapi kadang-kadang ia kecewa dengan tnindakan sebagian fotografer yang keterlaluan.
Saya mengambil foto dengan maksud mengabadikan kecantikan si cosplayer. Saya selalu ingin mengambil shot foto pada saat momen-momen yang paling cantik. Tapi ada sebagian Kameko yang mengambil foto pakaian dalam si cosplayer. Saya tidak senang bila harus disamakan dengan mereka. Di Negara asal saya Filipina, anime Jepang banyak ditanyangkan, tetapi Doujin tidak begitu dikenal. Pernah saya membawa keluarga saya yang tinggal di Filipina untuk datang ke acara komik. Mereka sangat tertarik dengan acara itu. Saya rasa budaya Doujin ini bisa makin kita sebarkan ke lebih banyak orang. Maka itu, saya harap orang-orang lebih bertanggung jawab sebagai fotografer dan jangan melakukan tindakan yang bisa mencoreng Doujin itu sendiri.
Yang paling penting adalah memanggil si cosplayer dengan berani
Pentingnya tata karma dalam interaksi dengan cosplayer atau sesama Kameko.
Pasti Anda semua pernah terpikir untuk mengambil foto seorang cosplayer ketika pergi ke acara Doujin, kan? Tapi saya juga yakin banyak orang yang mengurungkan niatnya karena tidak tahu bagaiman harus berinteraksi dengan si cosplayer, atau mungkin takut ditolak olehnya. Blackbeard membagikan pendapatnya sebagai Kameko kepada kita.
“Perlu keberanian, memang, ketika kita mau mengambil langkah pertama untuk memotret. Tapi, kita juga tidak perlu terlalu ragu-ragu. Kebanyakan para cosplayer sudah terbiasa difoto, Anda tinggal bertanya langsung “apa boleh saya foto?” dan biasanya mereka pasti OK OK saja. Tetapi, jangan ambil foto tanpa izin karena itu melawan hukum. Satu lagi, minta izin dulu kepada si cosplayer kalau ingin mengunggah ke media sosial. Ada bebarapa cosplayer yang kurang senang kalau Anda edit fotonya, lebih baik meminta izin untuk mengambil foto sekali lagi. Anda mungin juga akan dimarahi kalau mengunggah foto tanpa editan terlebih dulu.
Para cosplayer juga pasti ingin fotonya terlihat cantik, keren, atau kawaii. Karena mereka adalah yang diambil fotonya. Sebagai fotografer, penting untuk bertanya dulu ke mereka tentang permintaan-permintaan khusus. Dan, jangan lupa sopan santun antara sesama kameko ya.
“Terutama para cosplayer yang terkenal biasanya akan dikerumuni banyak kameko. Ketika giliran Anda untuk foto tiba, jangan sampai terlalu lama. Selesai mengambil foto, Anda bisa geser sedikit dan member tempat bagi kameko yang lain. Menurut saya penting untuk saling menghormati antar sesama kameko.”
Jenis kamera bebas! Ambillah foto ketika Anda merasa momen yang tepat.
Kalau Anda memang suka fotografi, pastikan Anda mengikuti hobi Anda.
Saya sering melihat orang yang menggendong kamera besar seperti bazooka dalam acara-acara cosplay. Untuk fotografer amatiran, kamera yang bisa jadi berharga lebih dari ratusan ribu Yen. Kamoke lain mungkin merasa bingung melihat orang lain dengan kamera yang begitu bagus. Sebenarnya bagaimana seharusnya?
“Memang benar bahwa banyak orang yang punya kamera berkualitas super. Lensanya saja bisa puluhan ribu Yen. Tapi saya pribadi tidak memakan kamera yang mahal, menurut saya bahkan kalau ingin mengambil foto dengan kamera HP juga silakan saja. Ketimbang jenis kamera, menurut saya yang lebih penting adalah sopan santun sebelum mengambil foto.
Ayo kita semakin semangat!
Blackbeard bercerita kalau ia pun kadang merasa kesepian dalam pengalamannya sebagai Kameko cosplayer. Hal itu terjadi karena situasi dalam dunia Otaku di Jepang sendiri.
“Saya ingin berteman dengan sesama penggemar anime. Tetapi sayangnya, Otaku Jepang kebanyakan pendiam dan introvert. Saya ingin berjumpa dengan para teman Otaku yang tidak hanya bersemangat sendiri, tetapi juga Otaku lain yang bisa saling bertukar pendapat dan sama-sama mengejar mimpi sebagai Kameko
↓Video
Blackbeard
Twitter:@blackbeardrevo
Follow @doujinworld
Writer
Shiro Sato