🇮🇩
🇮🇩

2020.10.22

Pertama-tama, kalian mesti paham apa itu “Doujin”?

Selamat datang, kawan! Bukan, “Doujin”!

Secara umum, “Doujin” dikenal sebagai kreasi sekunder dari berbagai genre seperti anime, manga, dan game favorit, tetapi arti aslinya adalah orang atau perkumpulan orang dengan hobi atau minat yang sama.

 

“Doujin” memiliki berbagai sinonim, misalnya “fan club”, “kelompok penggemar”, dan “fan circle (FC)”. Kadang-kadang digunakan pula kata “asosiasi”, yang berarti perkumpulan beberapa orang dengan tujuan yang sama.

 

Asosiasi … Jarang ada kata-kata yang sebegini menarik. Mungkin kalian akan bingung dengan kata “asosiasi” ini.

 

“Doujin” adalah individu ataupun kelompok orang yang memiliki hobi dan cita-cita yang sama.  https://ja.wikipedia.org/wiki/同人

 

 

“Doujin” berarti memiliki teman dengan kesamaan ide dan cara pikir, tidak peduli apakah itu kreasi sekunder dari karya yang sudah ada atau karya orisinal. Mungkin bisa juga disebut “ikatan”. Bahkan jika kita sangat paham satu saja karakter dalam sebuah animasi, kita adalah “Doujin”, dan bahkan jika kita mengobrol tentang “Doujin”, dalam arti luas kita juga termasuk “Doujin”. Dengan kata lain, kita semua yang sedang membaca situs ini juga adalah “Doujin”. Maka itu, diatas kami memanggil kalian semua “Doujin”.

 

Bukankah “Doujin” itu juga termasuk suatu filosofi?

 

Namun disini, kami tidak akan hanya berbicara mengenai “definisi atau teori psikologi”. Kami akan mencoba menceritakan sejarah, budaya, dan lain-lain tentang “Doujin”. Tetapi, pertama-tama, supaya kalian memiliki pehamaman yang sama dengan kami, ada sepuluh poin yang akan kami bagikan dan kami juga minta kalian mengikrarkannya.

 

 

Sepuluh poin “Doujin”

1: Anda harus mencintai pekerjaan / ide Anda

 

2: Cintai teman-teman Anda yang dapat berbagi cinta/hobi dengan Anda

 

3: Cinta juga berarti memahami bahwa bentuk cinta itu berbeda-beda tergantung orang.

 

4: Pahamilah bahwa cinta tidak berarti sesuatu yang membawa keuntungan.

 

5: Cinta itu bukan sesuatu yang memalukan.

 

6: Jangan memaksakan cinta pada orang lain.

 

7: Jangan lupa untuk menghargai karya asli dalam kreasi kedua Anda.

 

8: Menyebarkan karya “Doujin” diluar hukum adalah penistaan terhadap karya “Doujin”

 

9: Bukan hanya penulisnya, semua orang yang tertarik dengan karya “Doujin” termasuk bagian di dalamnya.

 

10: Dunia ini penuh dengan “Doujin”

 

Setelah kami memperkenalkan sepuluh poin diatas, kami akan menjelaskan asal-usul (sejarah), perubahan, genre, dan poin-poin masalah “Doujin”. Namun tulisan ini hanyalah pengetahuan dasar, silakan kalian menggali lebih dalam.

 

 

Samurai membuang pedangnya dan mengangkat kuas? “Jepang yang pertama!? Munculnya karya sastra Doujin”

 

Jepang memasuki peradaban baru setelah jatuhnya sistem shogun. Ken’yusha, yang dibentuk oleh penulis novel Koyo Ozaki, disebut sebagai Doujin pertama Jepang. Dia berusaha memajukan sastra dengan cara menghargai sastra lama dan mengejar hiburan dibanding keuntungan belaka.

 

Anggotanya termasuk Bimyo Yamada, Shian Ishibashi, Bizan Kawakami, Sazanami Iwaya dan sastrawan Jepang lainnya. Tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa nama “Ken’yusha” memiliki arti “menjadi teman abadi”, dan merupakan organisasi Doujin yang tertua di Jepang.

 

Pada bulan Mei tahun 1885, Ken’yusha meluncurkan majalah sastra bernama Garakuta Bunko. Sejarah “Doujinshi” Jepang dimulai dari sini.

 

Pendiri Doujin di Jepang Koyo Ozaki meninggal pada tahun 1903 dan Ken’yusha dibubarkan. Namun pada saat yang sama, banyak majalah Doujinshi yang diterbitkan, seperti “Araragi” dari asosiasi tanka (puisi pendek) dan “Hototogisu” yang beranggotakan Shiki Masaoka dan Soseki Natsume.

Sayangnya fakta bahwa banyak penulis terkenal Jepang yang bahkan menjadi gambar uang kertas Yen terlibat kegiatan “Doujin” kurang diketahui publik, hal ini membuat kami merasa kecewa.

 

Pada tahun1910-an, banyak pelukis mengumumkan keikutsertaan mereka dalam karya doujinshi sehingga banyak majalah Doujinshi yang diterbitkan, misalnya Shirakabaha.

 

Pameran penjualan Doujinshi kadang-kadang disebut sebagai “medan perang”.

 

Era Meiji, dikala banyak samurai yang seperti kehilangan jiwa akibat aturan pelarangan penggunaan pedang, mungkin seperti telah memperoleh medan perang baru melalui budaya Doujin yang baru muncul itu. Dijiwai “Semangat Samurai” laki-laki Jepang, pertempuran berlanjut, dengan pena menjadi ganti pedang, dari baju besi menjadi T-shirt logo karakter anime.

 

Apakah akhir dari pertempuran adalah awal dari Doujin? “Dari huruf ke gambar … kemunculan manga”

 

Rasanya semua sudah kenal manga, tapi kami akan membahasnya secara singkat.

 

Konon, karikatur burung dan binatang yang digambar pada masa Heian (794-1185) adalah manga tertua di Jepang. Setelah itu, pada zaman Edo, karikatur mulai menjadi karya dan berkembang menjadi Ukiyoe. Kartun Hokusai Katsushika juga muncul. Pada akhir zaman Edo, sebuah majalah kartun bernama Japan Punch diterbitkan di daerah tempat tinggal orang asing di Yokohama. Majalah ini dikatakan sebagai asal mula majalah kartun Jepang modern. Setelah itu, sambil memadukan budaya manga dari Eropa, pena menggantikan kuas sebagai alat menggambar. Manga terus berkembang hingga saat ini.

 

Terbentuknya genre manga mungkin adalah suatu takdir. Jepang berperang dengan negara-negara lain setelah era Meiji usai. Perang dengan dinasti Qing, dengan Uni Soviet, Perang Dunia Pertama … situasi ini terus terjadi hingga era Taisho bahkan era Showa. Dan seterusnya Perang Dunia Kedua …

 

Semuanya terbakar, semuanya hilang, semuanya lenyap. Orang dewasa tidak punya pilihan selain bertahan. Bahkan anak-anak mungkin tidak bisa menangis di masa-masa kelam itu.

 

Manga telah menarik perhatian sebagai salah satu hiburan dalam situasi seperti ini. Dengan membaca manga, seseorang bisa masuk dalam dunia bahkan dengan kepala kosong, manga memberi mimpi baru …

 

Sejarah Doujin berubah pada tahun 1946, setahun setelah Perang Dunia II. Osamu Tezuka muncul sebagai mangaka dewa dari Asosiasi Manga Jepang dalam pertemuan doujinshi yang disebut “Manga Man”. Banyak orang yang menjadi tergila-gila dengan manga. Dan majalah SF, majalah manga fiksi ilmiah yang muncul lebih dari sepuluh tahun setelah perang, mengejutkan Jepang, yang saat itu berada dalam era kemajuan ekonomi pesat.

 

Banyak anak muda yang menjadi novelis SF dan muncullah sejumlah besar klub penggemar Doujin. Diantaranya adalah Shotaro Ishinomori dengan karyanya “Kamen Rider” dan “Cyborg 009”, dan Fujio Fujiko, yang terkenal dengan “Doraemon” dan “Ninja Hattori”. Orang-orang hebat dalam dunia manga pun beralih ke dalam dunia bisnis.

 

Lalu pada tahun 1962, turnamen SF Jepang “MEG-CON” diadakan di Meguro, Tokyo. Saat itu, jumlah peserta hanya sekitar 180 orang, namun pertukaran informasi berlangsung dan melahirkan klub-klub baru.

 

SF bisa dikatakan sama dengan kumpulan IPTEK. Orang biasanya hanya memimpikannya, tetapi para peneliti bekerja siang dan malam untuk mengubahnya menjadi kenyataan. Akhirnya, dunia sains yang awalnya hanya bisa dirasakan dalam manga bisa dilihat langsung dengan visual. Film “2001 A Space Odyssey ” yang dirilis tahun 1968 semakin memopulerkan SF. Beberapa klub pecinta Doujin yang diluncurkan saat itu, seiring berjalannya waktu  berkembang menjadi perusahaan produksi anime dan akhirnya perpaduan manga dan anime doujin menjadi nyata.

 

 

Lahirnya pameran penjualan komik Doujinshi terbesar di dunia

Tokyo Big Sight, tempat diadakannya pameran penjualan komik.

 

Budaya Doujin yang terus berubah dengan cepat seiring dengan waktu … di belakangnya selalu ada pertempuran besar. Namun, sejak akhir Perang Dunia II, belum ada pertempuran yang mengandalkan kekuatan besar di Japan. Seperti disebutkan di awal, Doujin pada awalnya merujuk pada “sekelompok orang atau kelompok dengan hobi dan minat yang sama.”

 

Setelah masa perang, banyak klub pecinta Doujin yang tersebar di Jepang … masing-masing dengan ambisi dan ide yang berbeda … yang seringkali berbenturan. Mungkin agar Doujin bisa terus berkembang, memang perlu adanya latar belakang pertarungan seperti ini.

 

Ini mungkin menjadi peristiwa bersejarah.

 

21 Desember 1975 … Diadakannya acara pameran penjualan Doujinshi “Comic Market” untuk yang pertama kali.

 

Disponsori oleh “Meikyu”, sebuah klub doujin kritikus manga, sejumlah klub manga doujin dan kelompok penggemar manga di kampus-kampus juga berpartisipasi. Konon sekitar 700 orang penggemar manga yang hadir.

 

Seperti disebutkan diatas, di antara orang Jepang, pasar komik ini sering disebut sebagai medan perang.

 

Doujin berubah dan berevolusi seperti pertempuran.

 

Pada akhirnya, Doujin menjadi “medan perang” tanpa darah.

 

Dan seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi percetakan juga semakin maju. Pada tahun 1980-an, semakin banyak orang yang dapat membuat buklet, percetakan menjadi sesuatu yang mudah.

 

Awalnya Doujin hanyalah perkumpulan orang dengan ide dan mimpi yang sama, tetapi dengan munculnya manga melahirkan mangaka-mangaka, dan bahkan dengan berkembangnya IPTEK, kelompok kritikus karya-karya pun terbentuk. Dan kini telah berkembang menjadi era dimana setiap orang bisa berkarya.  Dengan adanya pasar komik ini, Doujin pun semakin berkembang.

 

Pasar komik saat ini (dalam bahasa Jepang “Comike/Comiket”) yang disponsori oleh Komite Persiapan Pasar Komik merupakan yang terbesar di dunia. Diadakan di Tokyo Big Sight pada bulan Agustus dan Desember setiap tahun. Di pasar komik yang digelar pada Desember 2019 (biasa disebut C97), jumlah pengunjung mencapai 750.000 orang. Jika dibandingkan dengan perkiraan jumlah pengunjung Olimpiade Tokyo sebesar 950.000 perhari, ini adalah event “medan perang” yang sangat besar.

 

Selain pasar komik, banyak penjualan doujinshi diadakan bukan hanya di Jepang tetapi juga di seluruh dunia.

 

Di Jepang, acara tersebut telah dibagi menjadi dua jenis: acara all genre yang semua aktivitasnya tidak terbatas dan acara dengan genre terbatas, misalnya khusus anime atau game tertentu atau khusus karya asli tertentu.

 

 

Evolusi Doujin

Cosplay

 

Dengan berkembangnya “karya yang dapat dilihat” seperti anime dan manga menjadi subkultur Jepang, Doujin bukan hanya terbatas pada “tulisan” dan “gambar”. Cosplay pun bermunculan. Awalnya, kata cosplay berasal dari Eropa dan Amerika Serikat dan merujuk kepada kostum yang dipakai dalam drama. Di Jepang, pada masa setelah PD II, kata cosplay kadang digunakan untuk merujuk kepada latihan kostum (Costume training). Pada 1980-an, ketika anime dan karya superhero dengan special effect bermunculan, muncullah orang-orang yang mengenakan kostum tiruan. Diantaranya, adalah “Urusei Yatsura (Rumiko Takahashi)”. Banyak wanita yang memakai kostum pahlawan wanita seksi dalam karya ini dan ikut dalam acara penjualan doujinshi. Semenjak ditampilkan di TV sehingga masyarakat mulai mengenal tentang cosplay. Pada Comic Market 23 tahun 1983, polisi bahkan akhirnya ikut campur melarang pemakaian kostum keluar dari tempat acara. Cosplay telah menjadi fenomena sosial di Jepang, sampai diadakannya World Cosplay Summit pada tahun 2003. Pada awalnya, hanya lima cosplayer dari Italia, Jerman dan Perancis yang diundang, namun kini telah berkembang hingga 30 negara. Selain itu, Kementerian Luar Negeri Jepang juga terdaftar sebagai sponsor dan cosplay telah menjadi budaya yang mewakili Jepang di luar negeri.

 

 

 

● Software Game

 

Setelah Family Computer yang dirilis tahun 1983 menjadi hit, jumlah orang yang bermain game komputer pun bertambah banyak di seluruh dunia. Bersamaan dengan itu, juga muncul klub doujin yang membuat software. Sebutan “Dojin Soft” mulai dipakai sejak tahun 1984, di mana sebuah klub bernama Teikoku Soft mengenalkan software game komputer buatan mereka. Setelah itu, ketika komputer bertambah canggih, game menjadi semakin populer, muncullah software Super Famicom “RPG Tsukuru” yang dikembangkan oleh ASCII Co., Ltd. Game Role Playing yang dibuat sesuai keinginan sendiri itu menjadi topik hangat. Yang dulu bergantung dengan pena dan kertas, akhirnya menjadi kenyataan melalui metode RPG maker ini. Namun, di era internet yang belum seluas sekarang, penyebaran RPG masih terbatas. (setelah itu seri Tsukuru terus berkembang…) Selain itu, dari awal hingga pertengahan 1990, game visual novel (genre yang menggabungkan teks dengan latar belakang dan efek seperti musik dan suara) tersebar luas, dan software Doujin pun demikian. Dari genre software game, klub-klub dengan anggota 4 atau 5 orang mengembangkan banyak genre dengan pembagian tugas desain, skenario, gambar asli, program, musik, dll.

 

 

Musik

 

Musik merupakan salah satu bentuk ekspresi yang tidak bisa diabaikan. Seperti manga kreasi sekunder dari animasi dan game, musik dan aransemen lagu yang digunakan juga ikut berkembang. Dapat dikatakan bahwa faktor utamanya adalah berkembangnya musik desktop (DTM) setelah komputer telah menjadi populer sejak tahun 1990-an. Pada paruh kedua tahun 1990-an, harga biaya pers CD turun, dan lagu-lagu yang diproduksi sendiri mulai didistribusikan melalui penjualan Doujinshi. Musik Doujin sering disamakan dengan musik indie, tetapi sebenarnya penciptanya sendiri adalah Doujin. Dalam beberapa tahun terakhir, musik doujin telah memperluas jangkauan ekspresinya seiring dengan kemajuan teknologi digital, seperti misalnya “VOCALOID”  Hatsune Miku, yaitu sistem sintesis suara yang dikembangkan oleh YAMAHA.

 

 

● Masalah yang ditimbulkan oleh kreasi sekunder

 

Hal yang mendasari “Doujin” adalah “ambisi/志”. Kemana ambisi itu diarahkan terserah kepada masing-masing orang, tetapi harap ingat sepuluh poin yang kami sampaikan tadi.

 

7: Jangan lupa untuk menghargai karya asli dalam kreasi kedua Anda.

 

8: Menyebarkan karya “Doujin” diluar hukum adalah penistaan terhadap karya “Doujin”

 

Undang-undang hak cipta sering dibicarakan dalam penjualan doujinshi di pasar komik. Tentu saja, adalah fakta yang diketahui orang banyak bahwa banyak doujinshi yang tidak melanggar hukum. Misalnya, buklet kritikan karya sastra atau buklet penjelasan kereta-api. Kami ingin memberikan penghormatan atas upaya Anda dalam menggunakan aspirasi dan ide masing-masing dan menyebarkannya secara luas.

 

Namun, faktanya masih banyak kreasi sekunder dari karya-karya yang telah ada. Khususnya “Event Khusus Anime tertentu” yang disebutkan di atas dapat dikatakan sebagai bentuk pelanggaran undang-undang hak cipta. Kami tidak ingin menunjuk kegiatan Doujin, tetapi hal itu juga tidak bisa disangkal. Namun, yang paling penting untuk diingat adalah tentang hak cipta.

 

Pertanyaan pertama adalah “yang mana merupakan pelanggaran hak cipta?”, tetapi bisa dikatakan bahwa semuanya termasuk pelanggaran. Menyalin atau meniru kreasi seseorang saja sudah merupakan pelanggaran hak cipta. Dengan kata lain, ketika Anda bersikeras bahwa karakter A, yang mirip dengan karakter B dalam game X adalah karakter asli, dan orang lain merasa “Karakter itu, dari game itu kan?”, sudah termasuk dalam pelanggaran hak cipta.

 

Namun, karena pelanggaran hak cipta adalah tindak pidana, pihak yang dilanggar harus mengajukan keluhan baru dianggap sebagai tindak pidana. Seandainya Anda digugat … Anda mungkin akan diadili dan dituntut di pengadilan dan dipaksa untuk ganti rugi.

 

Lantas kenapa pasar komik yang sepertinya penuh dengan pelanggaran hak cipta, masih bisa berlangsung terbuka? Dan mengapa penulis aslinya tidak mengajukan keluhan?

 

Dari sudut pandang penulis asli, “Berbisnis harus dengan ide sendiri!”, namun di sisi lain, ada pula kasus di mana konsumen mengenal karya asli melalui karya Doujin. Ketika peserta event penjualan Doujinshi tertarik dengan sebuah karakter mungkin akan berpikir untuk melihat karya aslinya dan hasil penjualan juga akan menguntungkan penulis asli. Bisa dibilang bahwa kreasi sekunder Doujinshi menjadi iklan gratis bagi penulis asli.

 

Namun kenyataannya, pembuat kreasi sekunder di luar negeri seringkali tidak diakui seperti di Jepang. Sehingga menjadi wajar untuk dituntut. Dengan kata lain, bahwa orang akan mencari karya asli melalui hasil kreasi sekunder tidak terlalu diharapkan, dan malahan sebaliknya dalam skala global, yang asli kemungkinan besar akan dirugikan.

 

Tapi mengapa penulis asli di Jepang … seperti berpura-pura tidak melihat?

 

Banyak penulis karya besar telah lahir dalam sejarah Doujin selama ini. Dan karya-karya yang berkualitas setinggi produk komersial pun telah banyak diciptakan. Para penulis asli Jepang yang paham akan hal ini mungkin mengharapkan generasi penerus dan karya-karya spektakuler yang belum mereka lihat.

 

Harus diingat bahwa Doujin kreasi sekunder ini bisa ada, juga berkat izin dari para penulis asli.

 

Kami hanya ingin melihat kelanjutan perkembangan dunia Doujin.

 

 

Sejauh ini kami telah menjelaskan Doujin, mulai dari sejarah, asal usul, genre, dan hal-hal yang berhubungan dengan hukum, tetapi ini semua baru permulaan. Ini semua hanya sekilas hal untuk menikmati  Doujin. Namun, kami harap kalian menjadi tertarik dengan Doujin setelah membaca pemaparan diatas. Mulai saat ini, kalian juga bagian dari Doujin.

 

Namun, jika ditanya apakah bisa memahami Doujin hanya dengan membaca situs ini, jawabannya tentu tidak. Kalian harus berjalan langkah demi langkah dengan sesama teman Doujin. Dalam kasus seperti itu, kalian bisa menggunakan media sosial dll. Mungkin kalian bingung “apa tidak aneh bila mem-follow seseorang?” atau “topic apa yang harus saya bicarakan?” Tetapi siapa tahu keberanian kalian mungkin dapat menjadi pertemuan yang spesial. Nikmatilah hidup sebagai bagian dari Doujin!




Related Posts