🇮🇩
🇮🇩

2021.05.13

Tentang perbedaan antara “kreasi primer” dan “kreasi sekunder” yang perlu Anda ketahui

 

Saat Anda melakukan kegiatan Doujin, Anda mungkin mendengar kata “kreasi primer” dan “kreasi sekunder”.

Ini adalah kata-kata yang lahir dalam dunia Doujin dan juga merupakan unsur yang ketika berkarya Doujin, saya ingin Anda semua pahami dengan baik.

 

Saya akan mengambil kesempatan ini untuk menuliskan perbedaan antara kreasi primer dan kreasi sekunder, jadi mohon disimak baik-baik ya!

 

 

 

Kreasi primer? Kreasi sekunder?

Pertama-tama, “kreasi primer” mengacu pada karya orisinal yang sepenuhnya dipikirkan dan dibuat penulis sendiri dari awal.

Secara alamiah, hak cipta adalah milik pencipta itu sendiri, dan menunjuk pada karya yang dianggap asli dari sudut pandang kreasi sekunder.

 

Ngomong-ngomong, karya spin-off dan sekuel yang dibuat oleh penulis asli, dan produk yang dijual secara resmi di media mix juga termasuk dalam kreasi primer.

 

Selanjutnya, “karya sekunder” mengacu pada karya yang dibuat oleh orang selain penulis asli dengan latar, karakter, atau cara pandang dari kreasi primer.

Tidak terbatas pada doujinshi seperti manga dan novel, semua kreasi dengan ilustrasi, goods seperti gantungan kunci dan kartu pos, game, CD, dll, apapun karya yang dipikir dan dibuat oleh selain pencipta asli termasuk kreasi sekunder.

 

Kedua kata ini digunakan seiring dengan perkembangan budaya doujin, tetapi “kreasi sekunder” -lah kata yang lahir lebih dahulu.

Dan setelah kata “kreasi sekunder” muncul dan digunakan, barulah kata “kreasi primer” ikut muncul.

 

 

 

Apakah karya asli juga kreasi sekunder?

Misalnya, pencipta membuat karakter orisinal, memikirkan setting latar belakang, dan memikirkan isi cerita dari awal.

Namun, jika salah satu karakter dari suatu karya muncul dalam isi cerita, apakah karya tersebut dapat disebut sebagai kreasi primer?

 

Jawabannya adalah tidak.

 

Sekalipun pencipta membuat 99% konten, namun jika 1% konten hasil tambahan dari karya lain, maka saat itulah karya tersebut akan berubah dari kreasi primer menjadi kreasi sekunder.

Pada dasarnya, menerbitkan kreasi sekunder sebagai karya asli merupakan pelanggaran etika, dan dilarang keras membawanya ke penerbit atau perlombaan penghargaan yang terbuka untuk umum.

Harap pahami hal ini dengan baik dan berhati-hatilah saat berurusan dengan hasil karya yang telah Anda buat.

 

 

 

Hal-hal yang harus diperhatikan saat berkarya Doujin

Pada dasarnya, hak cipta dari karya utama diberikan kepada penulisnya.

Jika penulis merasakan ingin menolak kreasi sekunder dan menghimbau pelarangan karya sekunder tersebut, maka aktivitas kreasi sekunder tersebut menjadi pelanggaran pada saat itu juga.

 

Kreasi sekunder bisa kita nikmati karena sebagian besar penulis asli terkesan menolerir kreasi sekunder yang semula memerlukan izin dari pencipta asli.

Oleh karena itu, harap dipahami bahwa kreasi sekunder untuk tujuan komersial sangat dilarang (oleh karena itu, istilah yang dipakai dalam acara penjualan doujinshi disebut “distribusi”).

 

Namun, hanya karena pencipta memiliki hak cipta dari karakter dan setting, tidak berarti bahwa karya pencipta sama sekali tidak mempunyai hak cipta sama.

Secara alamiah, hak cipta dari karya yang dibuat oleh pencipta akan menjadi milik si pencipta.

Dalam beberapa tahun terakhir, situs unggahan ilegal seperti manga dll menjadi merajalela dan bahkan masih segar dalam ingatan saya, kasus di mana situs terkenal sampai dibongkar dan ditutup.

 

Pada saat yang sama, situs unggahan ilegal doujinshi juga digerebek dengan cara yang sama, dan apakah Anda tahu bahwa situs-situs tersebut ditutup satu demi satu?

Jadi jelas bahwa tindakan mengunggah doujinshi yang memiliki hak cipta secara ilegal, apalagi tindakan mengambil untung darinya, adalah melawan hukum.

Oleh karena itu, berhati-hatilah supaya tidak hanya ikut serta dalam tindakan illegal seperti menggugah, melainkan juga berhati-hati supaya tidak mengunjungi situs-situs ilegal ya!

 

Karena kreasi sekunder pada dasarnya adalah meminjam karya yang dibuat oleh pencipta asli.

Yang terpenting, saat membuat karya sekunder, Anda harus menghormati karya asli.

Dan jika Anda menikmati karya sekunder dari karya favorit Anda dan berkesempatan untuk mengembangkan karya itu bukankah itu hasil yang terbaik?

 

 




Writer

Shiro Sato

Related Posts