2020.12.11
[Mangaka BL: Yun Kinoko] Saya belajar bahwa hubungan antarmanusia lebih penting daripada apa pun di Jepang.
Itu hal yang paling membahagiakan
Maaf sangat tiba-tiba, tapi ini adalah masalah pribadi. Benar-benar urusan personal saya.
Saya memiliki seorang putri yang baru masuk SMP tahun ini … Saya pergi dengan mobil beberapa hari yang lalu. Saya mengalami percakapan membosankan seperti “Bagaimana sulitnya belajar di sekolah menengah pertama?” … Dia memberitahu saya tentang hobinya yang buat dia kecanduan baru-baru ini …
“Saya otaku sih, jadi saya hanya berbicara dengan teman-teman saja.”
Hmm, apa memang generasi muda lebih suka anime dan manga seperti Roman Taisho Demon Slayer ?” Hmm, menyebut diri Otaku pada level itu … rasanya aneh.”
Aku ingin tahu. Tapi … Aku meragukan telingaku saat mendengar kata-katanya.
“Tan … Zen … Cap …”!? Tidak mungkin … Ternyata orang kira-kira 12 tahun yang sedang berjalan itu putri saya!!
Karena rasa penasaran, akhirnya saya tanya lebih jauh. Eh ternyata benar-benar “BL”. Dia ternyata kecanduan Boys Love … Orang ini. Jadi, saya coba konsultasi dengan Yun Kinoko, mangaka BL yang populer.
Sensei!!! Saya ingin memperbaiki jalan putri saya !!!
“HAHAHA, biarkan saja”
Eh??? Dia anak SMP kelas 1 lho? Dia masih dalam masa remaja! Harusnya masa remaja dihabiskan dengan misalnya belajar bersama pacar laki-laki?
“Menurut saya, dalam usia segitu bisa mengenal dunia BL harusnya senang. Yang penting terus dijaga saja.”
Sensei … Memang saya bodoh ketika saya malah bertanya padanya.
Ruang kerja Yun Kinoko. Dikelilingi oleh barang karakter favoritnya.
Dia dari Malaysia, tapi aktif di Jepang! Apa tantangannya?
Ketika saya berbicara dengan Yun Kinoko sensei, saya sampai takjub dengan kefasihan kata-katanya, tetapi dia sebenarnya orang Malaysia. Sekitar 15 tahun yang lalu, dia datang sendirian ke Jepang, karena dia bermimpi menggambar manga di Jepang!
“Awalnya saya suka manga shonen Jepang, seperti Dragon Ball misalnya. Jadi saya menantang diri saya untuk menggambar dan mengirimkannya ke penerbit Malaysia. Ternyata saya dapat penghargaan.・ ・ Ini adalah awal kesalahpahaman saya.”
Eh? Saya mulai menggambar manga dan berhasil menang penghargaan, yang jadi bukti kemampuan saya. Apa maksudnya salah?
“Hanya ada satu penerbit manga di Malaysia, tapi mungkin saya orang yang simpel, eh ternyata level dunia! Saya pikir, wah saya bisa menjadi profesional di Jepang!”
Memang, perbedaan budaya manga antara Jepang dan Malaysia mungkin banyak kaitannya dengan hal itu.
“Saya datang ke Jepang karena ingin karya saya dibaca orang Jepang! Orang sering berkata “wah kamu orangnya aktif dan berani ya!”, tapi saya mungkin sebenarnya orang bodoh saja wkwk”
Karya debut Yun Kinoko, yang menang penghargaan di Malaysia!
Hambatan bahasa dan budaya … dan masalah hukum
Ketika dia tidak mengerti bahasa Jepang sama sekali, masalah dia adalah bahasa, makanya dia masuk sekolah bahasa Jepang. Pertama-tama, setiap hari belajar sampai tingkat percakapan sehari-hari.
“Walaupun itu sekolah, bukan berarti bisa belajar sampai level bahasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Mungkin saya belajar sampai SD, eh bukan mungkin anak TK… Setelah itu, perlu belajar melalui kehidupan sehari-hari. Bahasa Jepang sangat sulit, misalnya … Saya juga kerja dalam penerjemahan manga, tetapi saya lumayan bisa menerjemahkan bahasa Jepang ke bahasa asing. Sebaliknya, kalau disuruh menerjemahkan bahasa asing ke Jepang sangat sulit, misalnya kata-kata karakter anime. Karena begitu banyak kosakata yang berbeda-beda dalam bahasa Jepang. ”
Ooh … Pastinya demikian, karena ada begitu banyak cara membaca kanji yang biasa kita gunakan dan ada beribu cara penggunaan bahasa Jepang. Tentu saja, tidak heran jika orang asing bingung ketika harus memilih “frase Jepang mana yang harus dipilih”.
Manga Jepang sangat populer di luar negeri! BL juga sangat populer!!!
Inti dari kata-katanya itu … sangat dalam
Impian saya menjadi mangaka di Jepang, dan hasrat saya pada shonen manga… tapi … mengapa jadi mangaka BL???
“Karena awalnya saya suka! Boleh kan? BL bukan hanya untuk Jepang. Ini genre yang populer di Malaysia, Amerika, dan di seluruh dunia, dan sekarang bukan sesuatu yang perlu disembunyikan. Jika Anda pergi ke toko buku, Anda bisa menemukan manga BL di sebelah komik shojo. Bakal disebut fujoshi sih, tapi bukan lagi hal yang istimewa, sudah sangat biasa malah. Misalnya, majalah pria dewasa. Bagi perempuan mungkin isinya cukup membuat malu dengan isi dan proporsi tubuh manusia yang tidak masuk akal. Tetapi pria menyukainya, bukankah demikian? BL juga bagus untuk wanita. ”
Hmm … BL itu biasa, BL adalah budaya alami … Kalau dipikir-pikir, tidak aneh juga sih cara pikir demikian.
“Fujoshi dimana-mana juga ada kok!!!”
Ah… cara bicaranya meyakinkan. Meski begitu,apakah Yun Kinoko tidak enggan disebut fujoshi?
“Ya, kadang-kadang saya disebut fujoshi sih, tapi saya tidak peduli sama sekali. Saya memang fujoshi kok wkwkw!”
Padahal, dia benar-benar bersih.
“Tetapi karena majalah komersial adalah pekerjaan, saya harus bertanggung jawab untuk menggambar tidak peduli betapa busuknya itu. Saya tidak dapat bekerja sendiri, dan saya dapat terus menulis karena ada editor dan asisten. Tapi Doujinshi itu penuh kebusukan kok! Senang rasanya bisa menggambar sesukamu. Cowok keren, otot indah, dan perasaan cinta !! Ah … . ”
Ilustrasi unik BL, dengan tokoh maskulin namun memiliki kecantikan gadis.
Saya ingin bilang tidak peduli seberapa berbakatnya Anda, Anda tidak dapat melakukan apa pun sendirian
Yun Kinoko juga mendukung orang-orang yang ingin menjadi mangaka di Jepang
“Saya telah berbicara dengan banyak anak yang memiliki impian besar. Saya ingin sukses di Jepang, ingin menggambar manga. Mimpi itu luar biasa. Tetapi meskipun saya sangat berbakat, saya pasti tidak akan berhasil kalau sendiri. Hambatan bahasa, perbedaan budaya … Sekarang sih saya sudah menjadi WN Jepang, tetapi dulu saya orang asing. Apa yang harus saya lakukan untuk dapat visa kerja, visa seni, ada banyak masalah. Saya mungkin beruntung bisa datang ke Jepang. Syukurlah banyak orang yang telah membantu saya. Tapi banyak juga orang-orang lain yang sama seperti saya datang ke Jepang, tapi harus kembali tanpa berhasil menggapai mimpi atau melewati hambatan. Tidak jarang mereka datang dan belajar bahasa Jepang namun sia-sia biarpun sudah menghabiskan banyak uang. Jika Anda memiliki keinginan untuk melakukan yang terbaik atau sukses di Jepang, saya ingin mendukung orang-orang seperti saya.”
Saya bisa berkata begini karena akhirnya saya sampai di tempat saya sekarang setelah kerja keras saya. Budaya Dojin dan budaya manga sudah dikenal di seluruh dunia. Namun, bahasa dan hukum berbeda di setiap negara. Kami juga jadi makin semangat untuk menciptakan “Doujin World” yang sebenarnya suatu hari nanti.
Follow @doujinworld
Writer
Shiro Sato